Fungsi Camshaft Position Sensor – Hampir kebanyakan mobil keluaran baru sudah menggunakan teknologi modern. Salah satu diantaranya adalah teknologi EFI (Electronic Fuel Injection). Pemakaian teknologi tersebut memungkinkan kinerja mesin akan lebih optimal.
Namun penggunaan teknologi ini juga membuat banyak sekali sensor dimiliki. Karena teknologi EFI dalam sebuah mobil akan bekerja memanfaatkan sistem pembacaan sensor yang saling terhubung. Sensor dalam sistem EFI sendiri begitu banyak.
Satu dari sekian banyaknya sensor tersebut yaitu Camshaft Position Sensor atau CMP. Fungsi Camshaft Position Sensor dalam kinerja mesin EFI benar-benar begitu penting. Jika kondisinya rusak banyak sekali hal akan terjadi pada mesin.
Maka dari itu pastikan untuk menjaga sensor ini agar tetap dalam kualitas terbaiknya. Menjadi salah satu jenis sensor mobil dengan punya peranan penting. Tidak bisa kita pungkiri sebagian pengguna mobil berteknologi EFI, setidaknya harus tahu apa fungsi utamanya.
Oleh karena itu, sesuai dengan judul di atas. Di kesempatan ini kami akan membagikan secara rinci dan jelas apa saja fungsi Camshaft Position Sensor, letak, cara kerja dan gejala yang akan timbul saat sensor Camshaft Position rusak.
Fungsi Camshaft Position Sensor
Seperti apa sudah kami singgung, keberadaan sensor camshaft position benar-benar sangatlah penting. Dimana sensor CMP ini memiliki beberapa fungsi unggulan yang sangatlah diperlukan dalam kinerja mesin EFI.
Nah bicara mengenai fungsi sensor CMP, berikut adalah beberapa fungsi utama dari sensor penting satu ini.
1. Pembaca Poros Camshaft
Fungsi Camshaft Position Sensor paling utama yaitu untuk menentukan langkah hisap ketika mesin mulai menyala dan terjadi sebuah pembukaan injektor atau penginjeksian.
Atau tepatnya sebagai komponen yang akan digunakan untuk mengetahui posisi poros camshaft secara tepat. Dimana nantinya sensor ini akan mengetahui secara tepat posisi silinder di TMA (Titik Mati Atas).
2. Memberikan Data Masukan ke ECU
Selain fungsi di atas, sensor CMP juga memiliki fungsi penting lainnya. Dimana fungsi lain tersebut yaitu untuk memberikan data masukkan ke bagian ECU terkait posisi langkah mesin.
Dengan begitu nantinya kinerja mesin akan benar-benar maksimal karena sudah bisa dipastikan bahwa posisi TMA tidak akan terlewat atau lain sebagainya.
3. Pendeteksi Posisi Piston
Tak hanya sampai disitu saja, fungsi lain dari komponen ini yaitu untuk mendeteksi posisi piston ketika berada pada langkah kompresi. Ini akan di hasilkan melalui putaran sinyal rotor yang digerakkan oleh camshaft itu sendiri.
Langkah ini dilakukan untuk dapat mengetahui posisi pembukaan dan penutupan intake serta exhaust valve. Jadi bisa di katakan fungsi dari sensor satu ini benar-benar begitu penting.
4. Sebagai Penentu Pengapian
Dan fungsi terakhir dari sensor CMP pada mesin EFI yaitu untuk menentukan waktu terjadinya pengapian sekaligus untuk penyemprotan bahan bakar di masing-masing ruang bakar dengan cara berurutan sesuai dengan langkah kerja mesin itu sendiri.
Letak Camshaft Position Sensor
Setelah kalian mengetahui apa saja kiranya fungsi camshaft position sensor / CMP seperti di atas kami jelaskan. Mungkin ada dari flikermania yang juga bertanya dimana letak sensor penting ini.
Jika dilihat secara jeli, ternyata letak camshaft position sensor ada beragam posisinya yang di sesuaikan dengan jenis mobil. Beberapa letak sensor CMP paling sering kita lihat yakni ada pada bagian belakang camshaft.
Posisinya sendiri ada yang tegak lurus dan juga ada yang menyamping sesuai dengan posisi camshaft itu sendiri.
Cara Kerja Camshaft Position Sensor
Lantas seperti apa cara kerja dari sensor CMP pada mesin EFI? bicara mengenai bagaimana cara kerjanya, sebenarnya bisa dikatakan sensor ini punya cara kerja yang begitu simple karena akan selalu memanfaatkan prinsip elektromagnet.
Bagi kalian yang belum tahu, di dalam sensor camshaft position terdapat dua komponen utama yaitu stator dan juga rotor. Untuk stator dibuat menggunakan magnet permanen sementara rotor dibuat dengan satu tonjolan terbuat dari bahan logam.
Dan cara kerjanya sendiri disaat mesin berputar, membuat camshaft dan juga rotor ikut berputar. Dan saat tonjolan yang ada di bagian rotor memotong medan magnet yang berasal dari stator. Maka secara otomatis akan membuat sinyal PWM muncul dalam bentuk tegangan dari pick up coil.
Tegangan tersebut nantinya akan langsung di salurkan ke bagian ECU sebagai informasi mengenai posisi TOP 1. Tidak sampai disitu, ketika tonjolan kembali dan akan mendekati medan magnet pada bagian coil. Maka gulungan coil tersebut akan menghasilkan tegangan induksi.
Besar kecilnya tegangan induksi tersebut akan disetarakan dengan kecepatan perubahan medan magnet. Dimana semakin cepat mesin berputar, maka sinyal tegangan akan semakin cepat. informasi inilah yang nantinya akan digunakan untuk menentukan waktu penginjeksian dan juga pembakaran di dalam ruang mesin.
Gejala Sensor CMP Rusak
Apabila kalian sudah mendapatkan kejelasan dari informasi di atas, tentu bisa disimpulkan bahwa dalam cara kerja kendaraan bermesin EFI camshaft position sensor atau CMP benar-benar begitu penting keberadaannya. Jadi jika ada kendala yang berarti pada bagian ini.
Otomatis akan membuat banyak sekali gejala yang ditimbulkan, nah beberapa gejala sensor CMP rusak sendiri antara lain meliputi:
- Saat mobil di kendarai mesin seakan-akan menyentak atau melonjak ke bagian depan.
- Khusus buat mobil transmisi otomatis / AT, biasanya akan membuat transmisi terkunci dan tidak dapat digunakan untuk memindahkan gigi.
- Bahan bakar yang digunakan jauh lebih boros.
- Akselerasi mobil menurun bahkan pada beberapa jenis mobil akselerasi yang di dapat hanya ada di angka 30km/jam.
- Mesin mobil mati mendadak saat digunakan.
- Lampu indikator Check Engine menyala.
Akhir Kata
Nah itulah kiranya penjelasan yang kali ini dapat otoflik.com sampaikan terkait cara kerja dan fungsi camshaft position sensor serta ciri-ciri atau gejala sensor CMP pada mobil rusak. Semoga apa yang sudah kami jelaskan dapat membuat kalian lebih memahami fungsi sensor CMP dan juga bisa merawatnya dengan baik.