Fungsi Connecting Rod – Disaat mesin bekerja maka hampir semua komponen di dalam akan terus menerus menjalankan masing-masing perannya dengan begitu sempurna. Jika ada salah satu komponen tidak beroperasi, maka kinerja mesin akan mengalami kendala.
Baik pada mesin diesel ataupun mesin bensin, piston menjadi tumpuan utama mesin tersebut bisa bekerja secara lancar. Sebab selama mesin bekerja, bagian ini akan selalu dan terus bergerak naik turun dari TMA (Titik Mati Atas) ke TMB (Titik Mati Bawah).
Pergerakan naik turunnya piston sendiri selalu terjadi karena adanya tambahan komponen bernama Connecting Rod. Jika tidak ada media tersebut maka torak tidak akan bisa bergerak naik dan turun.
Mengingat fungsi dari connecting rod sendiri hanya sebagai media perubah tekanan volume saat berada di dalam ruang bakar. Keberadaan Connecting Rod sendiri bisa kita jumpai di hampir semua jenis mesin, baik itu mesin 2 tak ataupun mesin 4 tak.
Sekarang yang jadi pertanyaannya, apa sih fungsi dari connecting rod, seperti apa konstruksinya serta apa saja komponen yang ada didalamnya dan bagaimana cara kerja connecting rod? Semua jawaban dari pertanyaan tersebut bisa kalian simak selengkapnya dibawah ini.
Fungsi Connecting Rod
Bagian pertama akan kita bahas yaitu mengenai fungsi connecting rod, jadi bagi kalian yang penasaran dengan apa sebenarnya fungsi dari komponen mesin mobil satu ini, berikut penjelasannya.
1. Penghubung Piston & Poros Engkol
Fungsi pertama dari connecting rod yaitu sebagai penghubung antar piston dan poros engkol. Dengan begitu bisa di simpul kan juga bahwa connecting rod akan meneruskan tenaga dari hasil pembakaran di dalam ruang bakar dan langsung diubah menjadi gerak putar pada bagian poros engkol.
Bagian paling ujung dari connection rod atau disebut dengan small end akan langsung berhubungan dengan torak melalui pin piston. Umumnya pemasangan pin piston dan small end memakai metode dual floating atau semi floating.
Sementara pada bagian ujung connection rod satunya bernama big end. Bagian ini akan langsung terhubung dengan crank pink dibagian poros engkol.
2. Pengubah Gerak Lurus Menjadi Putar
Fungsi utama dari connecting rod berikutnya yakni untuk merubah gerak lurus yang dihasilkan piston saat bergerak naik dan turun menjadi gerak putar.
Dimana saat gerakan naik dan turunnya piston ini akan langsung diteruskan dari bagian connecting rod ke poros engkol dan akan langsung mendorong crank pin. Otomatis perubahan tersebut membuat gerakan putar di bagian poros engkol.
3. Pemindah Gaya Piston ke Poros Engkol
Fungsi lain dari Connecting Rod yakni untuk memindahkan gaya piston ke poros engkol untuk dapat membangkitkan momen putar. Dimana saat terjadi proses pembakaran, gaya tekanan didapat ini akan diteruskan ke poros engkol melalui connection rod.
Disaat bersamaan, proses ini akan membuat momen putar di poros engkol ketika crank pin sudah melewati TMA (Titik Mati Atas). Nah pada saat inilah tenaga yang didapat akan langsung disalurkan ke bagian connecting rod kemudian diubah oleh poros engkol untuk menjadi kecepatan serta tenaga.
Komponen Connecting Rod
Setelah mengetahui apa saja fungsi connecting rod pada kendaraan, lantas seperti apa sih konstruksi dan apa saja komponen serta fungsi yang ada di dalam connecting rod? berikut sudah otoflik siapkan penjelasan lengkapnya.
- Small End : Fungsi komponen satu ini sebagai penghubung batang torak dengan torak dengan memanfaatkan pena torak / pena piston sebagai kancing atau pengikatnya.
- Rod Bushing : Memiliki fungsi sebagai lubang tempat pena piston yang akan mengikat antara batang piston dengan piston.
- Beam : Merupakan komponen connecting rod dengan fungsi sebagai gagang connecting rod dan terbuat dari bahan ringan tetapi kokoh dan kuat.
- Rod Bolt : Sesuai namanya, fungsi dari komponen satu ini sebagai baut pengingat antara batang piston dengan crank pin yang ada di bagian poros engkol.
- Rod Nut : Hampir sama seperti rod bolt, fungsi rod nut sebagai mur pengikat antara crank pin dan juga batang piston.
- Rod Bearing Insert : Dikenal dengan istilah lain metal jalan, komponen ini mempunyai fungsi sebagai bantalan antara connecting rod dan juga crank pin.
- Big End : Digunakan sebagai penghubung antara crank pin di bagian poros engkol dengan batang piston.
- Rod Cap : Menjadi salah satu komponen connecting rod dengan fungsi sebagai pengunci connecting rod dengan crank pin dan punya bentuk sama seperti big end.
Cara Kerja Connecting Rod
Cara kerja dari komponen connecting rod sendiri bisa dibilang cukup simple jika dibandingkan dengan cara kerja sistem airbag mobil ataupun komponen lain yang terdapat di dalam mesin.
Dimana pada saat proses pembakaran terjadi, otomatis akan timbul sebuah ledakan yang memiliki tekanan. Tekanan dari hasil ledakan inilah yang digunakan untuk mendorong torak bergerak dari TMA ke TMB.
Saat itu juga gerakan naik turun torak akan diteruskan langsung lewat connecting rod untuk memutar poros engkol. Nah putaran dari poros engkol inilah yang dimanfaatkan untuk menggerakan atau memutar mesin.
Seperti itulah kiranya cara kerja dari connecting rod atau batang piston yang perlu flikermania pahami. Yang perlu diingat disini, bahwa pembuatan connecting rod sendiri tidak akan dapat dilakukan secara sembarangan.
Karena konstruksi komponen mesin yang satu ini benar-benar harus diperhatikan dan disesuaikan dengan modem dan tipe mesin yang akan dibuat. Dengan demikian konstruksi panjang pendek connecting rod juga akan berpengaruh terhadap langkah piston.
Semakin panjang connecting rod, otomatis langkah yang dibutuhkan pun akan semakin besar. Sementara jika connecting rod pendek, maka langkah pergerakannya akan semakin kecil dan itu akan berimbas pada kecepatan dan torsi yang didapat mesin.
Akhir Kata
Dari sini, bisa kita simpulkan bahwa pembuatan connecting rod sebagai komponen mesin benar-benar harus tepat, terutama pada bagian panjang pendeknya batang piston. Seperti itulah kiranya penjelasan yang kali ini dapat otoflik.com rangkum dan sampaikan semoga bisa menjadi referensi menarik dan bisa menambah wawasan kalian.